What is it about?
This study aims to investigate relationship between entrepreneurship education and student readiness to start new venture. A mixed-method approach was employed that incorporates most significant change (MSC), factor analysis, and hierarchical regression analysis.
Featured Image
Photo by Mika Baumeister on Unsplash
Why is it important?
The respondents were all alumni of undergraduate program in a school of management who were experiencing entrepreneurship education. Using a census method, three variables emerged as impacts of entrepreneurship education: ability to handle internal liability of newness (LoN), ability to handle external LoN, and recognition. Ability to handle internal and external LoN exert a positive influence on readiness to start new venture, while recognition does not. The relationship between ability to handle internal LoN and readiness to start new venture is stronger for students who possess feasibility.
Perspectives
Read the Original
This page is a summary of: NURTURING ENTREPRENEURSHIP: THE ROLE OF ENTREPRENEURSHIP EDUCATION IN STUDENT READINESS TO START NEW VENTURE, Polish Journal of Management Studies, December 2018, Czestochowa University of Technology,
DOI: 10.17512/pjms.2018.18.1.10.
You can read the full text:
Resources
Menjiwai Entrepreneurship: Apapun Profesinya, Mentalnya harus Wirausaha
Memiliki mental wirausaha adalah sebuah keharusan, apapun profesi yang kita jalani. Mentalitas wirausaha yang dimaksud adalah pandai memanfaatkan peluang meski memiliki sumber daya yang terbatas, pantang menyerah, mengambil risiko moderat, dan pandai bernegosiasi. Jika kita menjalankan usaha kita sendiri maka ilmunya disebut entrepreneurship, namun jika kita menjalankan usaha orang lain atau kita sebagai profesional/ karyawan di dalamnya, maka ilmunya disebut intrapreneurship. Contoh intrapreneurship adalah saat kita menjadi dosen seperti saya saat ini, saya harus punya mentalitas wirausaha meski saya sebagai profesional di kampus saya yaitu dengan terus mengembangkan produk-produk baru dan kurikulum-kurikulum yang update sesuai dengan perkembangan pasar dan jaman. Ekstremnya lagi, jika kita sebagai pilot atau dokter di rumah sakit, kita perlu berpikir bagaimana memajukan perusahaan maskapai dan rumah sakit dimana kita mengabdi dengan melakukan inovasi-inovasi yang dibutuhkan pelanggan. Atau jika level paling tingginya adalah bisa punya cita-cita membangun rumah sakit atau membangun perusahaan maskapai sehingga bisa mempekerjakan lebih banyak dokter dan pilot serta pramugara/i dan tenaga-tenaga kesehatan lebih banyak lagi. Selamat menjalani peran sebagai Profesional yg berjiwa entrepreneur atau Entrepreneur yang sesungguhnya!! Salam, Apri
Testimonee from 8th Global Conference on Business and Social Science 2018
We presented our article in this international conference
Contributors
The following have contributed to this page